Kehabisan bandwidth (bandwidth limit
exceeded) merupakan masalah umum yang sering kita temui di situs/blog
yang padat trafik pengunjungnya. Jika hal itu terjadi di pertengahan
bulan maka situs/blog kita tidak akan bisa diakses untuk sementara waktu
hingga akhir bulan. Sebelumnya mari kita telaah, apa itu bandwidth,
kenapa bandwidth bisa habis, dan tips-tips untuk menghemat bandwidth.
Istilah pita lebar (bandwidth)
selalu dipakai dalam setiap penawaran paket hosting. Ada yang 1 GB
(gigabyte), 5 GB, 20 GB, hingga unlimited. Bandwidth dalam dunia
webhosting mempunyai dua definisi, yaitu:
1.
Besaran lalu lintas data yang diperbolehkan melalui website anda ke
seluruh internet. Besaran bandwidth yang bisa disediakan perusahaan
hosting ditentukan oleh koneksi jaringan mereka, baik yang melalui
internal data justify mereka maupun ke eksternal yaitu internet publik.
2.
Besaran transfer data yang diperbolehkan dalam suatu paket hosting.
Misalnya kita mengambil paket hosting dengan bandwidth 20 GB. Artinya,
website kita hanya diperbolehkan untuk mengirimkan besaran data sebesar
20 GB tiap bulannya. Sebagai contoh, jika masing-masing halaman yang
terdownload di blog kita mempunyai ukuran 100 KB, dan tiap harinya anda
mendapatkan pageview sebesar 5.000 halaman, maka bandwidth yang
dihabiskan oleh website kita tiap harinya adalah sebesar 5.000 x 100 KB =
500 MB/hari. Jika dikalkulasikan dalam sebulannya website kita
menghabiskan bandwidth 15.000 MB (15 GB) /bulan.
Dari
kedua definisi di atas, maka istilah bandwidth yang sekarang sedang
dibahas adalah istilah yang terakhir, yaitu paket transfer data yang
diperbolehkan dalam suatu paket hosting.
Dengan
melihat contoh di atas, maka kita dapat mengasumsikan, bahwa jika quota
bandwidth kita melebihi 20 GB/bulan, maka website kita akan akan
tersuspend sementara hingga awal bulan.
Cara Kerja Peramban Membaca Suatu Halaman Website
Peramban
(browser) yang kita gunakan, apakah itu firefox, IE, opera, google
chrome, dll, semua akan merender data-data yang terunduh dari suatu
webserver menjadi tampilan halaman yang bisa kita lihat sekarang. Ketika
kita mengetikkan suatu alamat web (contoh:
http://yanuarsulistyowibowo.net), maka peramban akan mengirimkan paket
data ke webserver www.rismaka.net. Kemudian webserver akan merespon
“undangan” tersebut dengan mengizinkan sang peramban untuk mengunduh
file-file yang ada di webserver, kemudian akan dirender menjadi tampilan
web.
Logika Pemakaian Bandwidth
Sebagai
contoh, Suatu halaman web yang kita simpan memiliki ukuran total 500
MB. Halaman itu memiliki sejumlah file, antara lain:
- CSS (stylesheet.css) = 20 KB
- file html = 10 KB
- file icon = 20 KB
- javascript = 50 KB
- gambar= 300 KB
- dan lain-lain = 100 KB
Sehingga Total ukuran semua file = 500 KB
Jika
seluruh file di atas terdapat pada server kita, maka bandwidth yang
kita habiskan untuk membuka halaman tersebut adalah 500 MB (itu logika
kasarnya tanpa melihat faktor-faktor lain seperti cache yg digunakan
peramban, cache pada server, dll).
Namun,
jika sebagian file (ukuran total = 200 KB) terdapat pada server kita,
dan sebagian yg lain (ukuran total = 300 KB) diupload pada server lain,
maka bandwidth yang kita habiskan untuk membuka halaman tersebut sebesar
300 KB saja. Berdasarkan logika di atas, kita dapat memperkirakan
berapa total KB yang dapat kita hemat.
Tips Untuk Menghemat Jatah Bandwidth
Berikut adalah sedikit tips untuk menghemat jatah bandwidth:
1. Mengupload file statis pada server lain
2. File statis di sini adalah file yang tidak perlu lagi mengalami modifikasi.
Antara
lain gambar, file zip, mp3, dan lain-lain. Unggahlah file tersebut di
server lain yang biasa dikenal dengan nama file hosting, atau kalau
untuk gambar disebut image hosting.
Untuk file zip, kita bisa menguploadnya di situs yang menyediakan layanan upload gratis seperti ziddu.
Untuk file gambar, kini tersedia banyak situs layanan image hosting, antara lain imageshack, photobucket, flickr.
Kekurangan:
jika file gambar kita dihapus oleh situs-situs layanan tersebut di
atas, maka kita tidak dapat menampilkan gambar di situs/blog kita.
3. Mengkompress ukuran file gambar sekecil mungkin
File
gambar yang biasa dipakai biasanya mempunyai ekstensi .jpg, .gif, .png,
.bmp. Ke-empat ekstensi tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangannnya
masing-masing dalam hal resolusi warna, ukuran gambar, degradasi warna
jika di-resize, dan lain-lain. Yang perlu diperhatikan adalah penggunaan
format gambar sesuai kebutuhan. Jangan gunakan format .bmp, tapi
gunakan .jpg. Kemudian kompress gambar tersebut dengan menggunaka
software image editor. Untuk file .gif dan .png, silahkan memilih
diantara kedua format tersebut mana yang lebih kecil ukurannya tanpa
kehilangan kualitasnya.
Kekurangan: gambar yang kita tampilkan tidak menarik, karena mengalami degradasi warna.
4. Hindari penggunaan script timthumb dalam menampilkan tumbhnail (gambar)
Beberapa
themes WordPress menampilkan tumbhnail dengan script timthumb. Scritp
ini akan merender gambar yang terdapat pada server, kemudian
menampilkannya dalam bentuk thumbnail (gambar dengan ukuran kecil),
tanpa kehilangan rasio ukuran. Sisi pemborosan bandwidth dari themes
jenis ini adalah:
- Mewajibkan gambar diupload pada server sendiri
- Thumbnail yang dihasilkan jauh lebih besar ukuran filenya daripada gambar aslinya (pada quality=100). Jika menggunakan q=<100, thumbnail yang dirender sangat jelek.
- Pada halaman yang menampilkan banyak gambar, proses loading menjadi sangat berat dan lama
Beberapa themes yang menggunakan script timthumb:
- Arthemia free
- Arthemia premium
- Mimbo
- Mimbo Pro
Sekedar informasi, bagi yang
memiliki bandwidth yang sangat terbatas, tidak disarankan memakai themes
jenis ini, kecuali anda menghilangkan fitur timthumb dan mengeditnya
dengan custom field.
5. Menyewa hosting dengan paket bandwidth yang tidak terbatas (unlimited)
Solusi
ini sangat baik bagi pemilik blog yang tidak mau direpotkan dengan
proses unggah file dan gambar. Dengan memiliki paket unlimited, kita
tidak perlu dipusingkan dengan pencurian bandwidth
Kekurangan: Mahal, dan juga masih mempunyai resiko disuspend oleh pihak penyedia hosting.
6. Menyewa VPS (virtual private server) sendiri
Solusi
ini khusus bagi webmaster yang memiliki trafik pengunjung yang sangat
padat. Dengan menyewa VPS, kita seolah-olah memiiki hak penuh atas
server tersebut, sehingga tidak perlu lagi dipusingkan dengan ancaman
suspend yang dilakukan oleh pihak penyedia layanan hosting.
Kesimpulannya: cara ini adalah cara yang sangat praktis dan SANGAT TIDAK
EKONOMIS.
Demikianlah yang bisa
dijelaskan, semoga bermanfaat bagi yang belum mengetahuinya. Bagi yang
mau mengoreksi masalah bandwidth, terutama dalam masalah logika cara
pemakaiannya, atau juga mau menambahkan tips-tips di atas, silahkan
utarakan melalui form komentar di bawah.
Nara sumber : rismaka
0 komentar:
Posting Komentar