BIOS memang berkaitan erat dengan ROM,
sebab sebagian besar BIOS yang terdapat di dalam perangkat keras
komputer disimpan di dalam ROM, baik PROM, EPROM, EEPROM, Flash ROM,
ataupun jenis ROM lainnya. Namun, setelah tahun 1995, EEPROM dan Flash
Memory lebih banyak digunakan daripada jenis ROM lainnya karena BIOS
yang terdapat pada kedua jenis ROM ini mudah dihapus dan ditulisi lagi
sehingga membuka kemungkinan dilakukannya update BIOS. Update BIOS
seringkali diperlukan oleh para pengguna komputer karena beberapa
alasan, antara lain:
1. Untuk mendukung prosesor yang lebih baru, sebab pengguna komputer
baru saja mengganti prosesor yang lama dengan prosesor tipe baru untuk
mendapatkan kinerja yang lebih baik.
2. Untuk mendukung perangkat lain yang baru dipasangkan karena BIOS yang
lama belum memberikan dukungan pada perangkat tipe baru tersebut.
3. Adanya bug yang mengganggu pada BIOS yang lama.
4. Atau berbagai alasan lainnya.
Para produsen motherboard sering menyediakan BIOS versi baru untuk
meningkatkan kemampuan produk mereka atau untuk membuang bug-bug yang
mengganggu. Adanya bug-bug pada BIOS biasanya baru diketahui setelah
BIOS tersebut dirilis. Oleh karena itu BIOS yang ber-bug harus di-update
dengan BIOS versi yang lebih baru yang merupakan edisi perbaikan dari
BIOS yang lama.
Proses update BIOS harus dilakukan dengan cermat dan hati-hati. Proses
update yang tidak benar dapat mengakibatkan tidak berfungsinya
motherboard (motherboard mati), karena firmware yang digunakan untuk
membantu proses booting (BIOS) tidak dapat berfungsi. Kerusakan yang
terjadi bukan kerusakan fisik komponen motherboard, tetapi kerusakan
software BIOS (firmware) yang ada pada EEPROM atau Flash Memory.
Kebanyakan BIOS pada saat ini, memiliki sebuah region (lokasi) di dalam
EEPROM atau Flash Memory yang disebut dengan istilah Boot Block yang
sengaja ‘dilindungi’ dan tidak dapat di-upgrade. Ketika komputer
dinyalakan, Boot Block tersebut selalu dieksekusi pertamakali. Kode dari
Boot Block akan mem-verifikasi BIOS untuk mengetahui apakah BIOS dalam
kondisi normal atau rusak. Apabila BIOS dalam kondisi normal (tidak
rusak), komputer segera mengeksekusi BIOS itu sendiri. Sebaliknya, bila
ternyata BIOS mengalami kerusakan, maka boot block akan menampilkan
pesan di layar monitor agar pengguna komputer melakukan pemrograman
(pengisian) BIOS lagi dengan menggunakan versi BIOS yang sama atau
di-update dengan versi BIOS yang lebih baik. Program BIOS yang digunakan
untuk meng-update biasanya disimpan di dalam disket, di dalamnya
tersimpan flash memory programmer dan image BIOS.
TIPS DAN TRIK PC
HARDWARE PC
PERAWATAN & PERBAIKAN
MODUL
JARINGAN KOMPUTER
MICROSOFT OFICE
DOWNLOAD
BLOG ARCHIVE
- Belajar PC (5)
- Hardware PC (66)
- Jaringan Komputer (21)
- Jenis RAM (2)
- Microsoft Office (15)
- Motherboard (1)
- Perawatan (6)
- Perbaikan (3)
- Prosesor (1)
- Tips dan Trik PC (15)
0 komentar:
Posting Komentar